Lagu anak Indonesia menjadi pengantar yang baik untuk tumbuh kembang anak. Saking seringnya Anda dengar, tentu ada beberapa lagu anak yang menempel di ingatan dan terus diingat.
Sebagus-bagusnya selera musik Anda sekarang, pasti lebih dulu melalui pencarian yang membuat Anda berkenalan dengan artis serta lagu yang kini menimbulkan rasa sesal jika diingat. Namun sebelumnya lagi, kemungkinan besar pada awalnya Anda merupakan konsumen lagu anak. Kecuali jika Anda merupakan child prodigy suatu jenis musik tertentu (Joey Alexander, kami menatap Anda dengan penuh iri).
Dalam rangka Hari Anak Nasional yang jatuh kemarin kami membuat daftar sepuluh lagu anak Indonesia terbaik. Patut digarisbawahi bahwa daftar ini tidak hanya memuat lagu-lagu anak yang diajarkan di sekolah, tetapi juga nomor-nomor yang sifatnya lebih populer.
Sehingga, pada daftar ini, nama-nama pencipta lagu spesialis anak seperti A.T. Mahmud, Pak Kasur, dan Ibu Sud akan bersandingan dengan penyanyi-penyanyi bocah macam Adi Bing Slamet, Dina Mariana, Chicha Koeswoyo, sampai Sherina.
Kerenyahan aransemen sehingga lagu bisa mudah menempel di kepala, lirik yang ringan namun terkadang imajinatif, pesan yang positif serta unik, hingga kekuatan bertahan meski dihadang waktu menjadi beberapa kriteria dalam mencantumkan sebuah lagu ke dalam daftar ini.
Berikut adalah sepuluh lagu anak Indonesia terbaik:
Debby Irama – “Idih Papa Genit”
Memulai daftar ini adalah sebuah lagu ciptaan Sang Raja Dangdut yang dinyanyikan langsung oleh anaknya. Berkat nada serta lirik yang ringan juga mencuri perhatian, “Idih Papa Genit” masih sering terlontar dari mulut banyak orang tak peduli usianya; baik untuk sekadar bersiul, menyanyi, atau menggoda seorang rekan.
Lucunya, lagu ini juga bisa dianggap sebagai prediksi tepat terhadap kabar Rhoma Irama yang bertindak seolah Casanova dalam beberapa tahun belakangan.
Adi Bing Slamet – “Koboi Cilik”
“Aku pandai menembak dan pandai naik kuda/Tiada duanya/Aku jadi jagoan, jagoan koboi cilik/Seperti Django,” seru Adi Bing Slamet kecil nyaris empat dekade silam, suaranya tinggi dan lantang, dalam lagu soundtrack film Koboi Cilik arahan Sofyan Sharna ini. Walau refrain di atas menimbulkan kesan arogan, atau swag kalau kata anak-anak zaman Internet, lagu anak yang satu ini tetap menyimpan pesan positif.
Dengan kadar beringas yang meluap-luap untuk seorang bocah, Adi Bing Slamet bernyanyi: “Aku ingat selalu semua pesan dari Ayahku/Balas dendam membunuh bukanlah suatu jalan membela keadilan.” Clint East-who?
Ira Maya Sopha – “Buah Manggis”
Lagu anak dalam format funk-rock yang antik; atau malah—berkat seksi rhythm erat, diselimuti suara synth yang terkontaminasi halusinogen—nomor psych-funk yang menyamar menjadi lagu anak? Tak heran pengarsip internasional Mark Gergis dari label rekaman independen Sham Palace mencantumkan “Buah Manggis” dalam album kompilasi eklektik Indonesia Pop Nostalgia: Pan – Indonesian Pop, Folk, Instrumentals & Children”s Songs 1970s-1980s (2012).
Dina Mariana – “Mari Bergoyang”
Lagu ini juga terdapat dalam kompilasi Indonesia Pop Nostalgia. Sesuai dengan judulnya, “Mari Bergoyang” memuat aransemen yang memicu untuk berdansa; lengkap dengan petunjuk dalam bentuk lirik: “Melangkah ke kanan/Melangkah ke kiri/Bergoyang bersama/Menurut irama.” Simak aliran synth-nya yang begitu berbahaya.
“Naik Delman” (cipt. Ibu Sud)
Salah satu lagu paling mudah dicerna dalam daftar. Tak perlu waktu lama bagi lagu ini untuk dihafalkan oleh pendengarnya, apalagi terdapat bagian kekal berupa tiruan suara sepatu kuda.
Selain itu, “Naik Delman” juga mempromosikan alat transportasi yang sifatnya tradisional serta menghargai pekerjaan kusir yang kini sudah semakin tergeser dengan adanya sarana antar-jemput berbasis aplikasi ponsel.
Tasya – “Jangan Takut Gelap (feat. Duta dan Erros Sheila on 7)”
Kolaborasi maut antara seorang anak perempuan imut nan berbakat serta dua personel band terbesar pada masanya. Aransemen lagu ini sangat renyah, ditambah lirik menenangkan yang bisa saja benar-benar menghapus rasa takut anak-anak terhadap gelap.
“Jangan takut akan gelap/Karena gelap melindungi diri kita/Dari kelelahan,” lantun Duta sebelum dilanjutkan dengan melodi gitar akustik bernafas blues dari Erros. Contoh lagu anak yang berpotensi abadi.
Chicha Koeswoyo – “Helly”
Salah satu lagu paling tua dalam daftar ini dan juga terpopuler. “Helly”, ditulis oleh Nomo Koewoyo selaku Ayah dari Chicha yang juga merupakan drummer pertama Koes Bersaudara, merupakan bukti bahwa lagu anak juga bisa bertahan dari waktu yang melaju begitu cepat.
Empat puluh tahun setelah lagu ini dirilis, masih banyak anak kecil yang lancar bernyanyi: “Helly (guk guk guk)/Kemari (guk guk guk)/Ayo lari-lari.”
Sherina – “Kembali ke Sekolah”
Bagi anak-anak yang lahir pada akhir dekade ’80-an hingga awal ’90-an, Sherina sebagai penyanyi cilik adalah sebuah fenomena. “Ini dia penyanyi cilik yang dicari-cari, yang benar-benar bisa bernyanyi!,” lebih kurang begitu kata mereka secara kolektif ketika Sherina hadir lewat single “Kembali ke Sekolah” pada 1999 silam.
Para orang tua pun tersenyum bahagia karena buah hati masing-masing mendapat suguhan yang berkualitas dan sesuai umur.
Bahkan tak sedikit pula orang tua yang terkesan dengan lagu ini, terutama karena aransemen apik—diciptakan oleh Elfa Secioria dan Vera Sylvina—yang didominasi bebunyian alat gesek serta tiup.
“Balonku” (cipt. Pak Kasur)
Di balik aura kepolosannya, lagu ini menyimpan pesan bersyukur atas apa yang dimiliki sekaligus mengingatkan untuk pantang menyerah; dipicu oleh bagian lirik yang menceritakan bahwa balon warna hijau telah meletus. Seorang rekan secara bercanda, namun masuk akal, pernah mengatakan, “(‘Balonku’) mengajarkan bahwa hidup ini keras.”
Bisa jadi, “Balonku” paling sering menjadi lagu pertama yang dikuasai anak-anak Indonesia. Kesederhanaannya menjadi nilai lebih yang membuat lagu ini begitu mudah lekat di kepala.
Terkesan enteng memang, namun membuat lagu dengan kadar efektivitas tinggi seperti ini jauh lebih susah dari kelihatannya. Pak Kasur adalah pencipta lagu yang jenius.
“Ambilkan Bulan” (cipt. A.T. Mahmud)
Tak perlu diragukan lagi bahwa mendiang A.T. Mahmud adalah pencipta lagu anak nomor wahid yang pernah dimiliki Indonesia dan “Ambilkan Bulan” merupakan karya terbaiknya. Imajinatif, menyentuh, dan mengandung pesan positif; formula tepat dalam menghasilkan lagu anak.
Kabarnya, penciptaan lagu ini dipicu oleh permintaan anak dari A.T. Mahmud untuk mengambilkan bulan. Walau awalnya membuat bingung, permintaan itu terus terngiang bagi Ayahanda.
Dengan kepekaan dan daya imajinasi yang tinggi, A.T. Mahmud menjelajahi dunia fantasi anak dan terciptalah lagu ini. Maka bukan hal aneh jika anak-anak langsung merasa akrab dengan liriknya pada pendengaran pertama.
Judul lagu ini bahkan sampai dijadikan tajuk album kompilasi rilisan Sony Music Entertainment Indonesia dalam rangka mengenang A.T. Mahmud. Sebuah film drama musikal arahan Ifa Isfansyah juga memakai judul yang sama.
Menjadi tanda nyata bahwa karya-karya A.T. Mahmud, terutama “Ambilkan Bulan”, masih terus relevan seiring dengan perkembangan zaman.
Baca artikel Bisnis lainnya dengan disini. Ikuti juga berita terkini dari PELITA.CO.ID di Google News dengan klik tautan ini.
TERPOPULER: