Inggris merupakan salah satu ibu kota musik dunia yang sangat berpengaruh sejak dekade “60-an. Berbagai genre musik serta band-band yang terkenal ke seluruh dunia berawal dari negara ini. Sebut saja misalnya The Beatles, The Rolling Stones, Queen, Led Zeppelin, Pink Floyd, Elton John, Rod Stewart, The Who, hingga The Sex Pistols berasal dari sini.
Sementara genre musik seperti rock progresif, hard rock, Mod, glam rock, heavy metal, Britpop, indie rock, gothic, shoegaze, acid house, garage, trip hop semuanya juga diekspor oleh Inggris ke berbagai penjuru dunia, dan tanpa terkecuali ke Indonesia.
Berikut ini tiga kota musik yang paling berpengaruh di Inggris yaitu London, Manchester dan Liverpool. Katakan saja ini bekal pertama sebelum kesana. Dan jika ya, jangan sampai Anda melewatkan 10 destinasi wisata musik legendaris di bawah ini:
1) Abbey Road Crossing
Hampir 50 tahun setelah The Beatles memotret salah satu sampul album terakhirnya di sebuah zebra cross dekat dengan studio rekaman bersejarah mereka. Kini, lokasi tersebut berhasil menyedot ratusan ribu turis dari seluruh dunia untuk meniru pose legendaris The Fab Four yang tengah menyeberang tersebut.
Jika Anda penggemar musik (apalagi The Beatles) yang datang ke London, melewatkan situs suci yang berlokasi di St. John”s Wood ini adalah sebuah dosa besar.
2) Camden Town
Berada di barat laut kota London, Camden Town sejak dekade ’70-an menjadi distrik yang sangat identik dengan anak-anak muda, musik dan budaya alternatifnya. Sering pula kawasan ini disebut sebagai Rumah Kaum Punk karena salah satu band punk rock legendaris Inggris, The Clash, dulunya memiliki studio latihan dan kantor manajemen di sini (mereka bahkan memotret sampul album pertamanya di Stables Market).
Penggemar musik pasti terpuaskan jika berkunjung ke Camden Town karena banyak tempat bersejarah dan juga lokasi jajan rock yang menarik di sini. Patung Amy Winehouse di Stables Market, berbelanja vinil, CD di beberapa toko seperti All Ages Record Shop dan Camden Arch Records, menonton konser musik di Electric Ballroom, The Underworld, The Roundhouse, hingga The Jazz Café.
Jangan lewatkan pula untuk menikmati suasana pub terkenal Dublin Castle yang sering menjadi lokasi nongkrong Amy Winehouse dan pernah menjadi lokasi konser Madness, Blur, hingga Arctic Monkeys.
3) 100 Club
Venue musik legendaris yang berada di kawasan perbelanjaan terkenal di London, Oxford Street, ini telah dibuka sejak tahun 1942 dengan nama Feldman Jazz Club. Awalnya 100 Club memang merupakan sebuah kelab jazz, namun pada September 1976 tempat ini menjadi rumah bersalin musik punk rock di Inggris setelah digelarnya acara 100 Club Punk Special yang selama dua hari menampilkan antara lain The Sex Pistols, The Clash, The Damned, Buzzcocks, The Jam hingga Siouxie and the Banshees. Tercatat pula nama-nama besar seperti Metallica, Alice Cooper, Blur, Chuck Berry bahkan The Rolling Stones pernah tampil sebanyak dua kali di tempat berkapasitas 350 orang ini.
Hingga kini setiap malamnya 100 Club masih rutin menampilkan pertunjukan musik dari berbagai genre musik dengan harga tiket masuk mulai dari harga £5 hingga £20. Jika ingin merasakan pengalaman menonton konser di kelab malam London sambil membayangkan serentetan peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di dalamnya, 100 Club adalah pilihan yang ideal. Mengapa ideal? Saking penuhnya, antrian masuknya selalu mengular panjang dan memakan waktu lama, harus ekstra-sabar!
4) Handel & Hendrix Apartment
Dua musisi legendaris dunia pernah tinggal di apartemen yang sangat berdekatan dalam dua kurun waktu yang berbeda (berjarak hingga lebih dari 200 tahun lamanya) di London. Yang pertama adalah George Friedric Handel, komposer musik Barok asal Jerman yang kemudian menjadi warga negara Inggris dan menetap selama 36 tahun lamanya di apartemen 25 Brooks Street.
Dan yang kedua adalah dewa gitar Jimi Hendrix yang di era awal kariernya selama delapan bulan lamanya sempat tinggal di apartemen 23 Brooks Street pada Juli 1968 hingga Maret 1969. Dua lantai yang sempat menjadi kediaman Handel di apartemennya kini telah direstorasi kembali menyerupai bentuk aslinya dulu, termasuk kamar tidur dan ruang makan yang sering menjadi tempat melatih para musisinya serta menggelar resital informal bagi para tetangga dan kawan-kawannya.
Sementara ruang utama apartemen Hendrix juga kini telah direstorasi seperti semula. Jimi dulu mendekorasi sendiri apartemennya sesuai selera pribadi yang bergaya Generasi Bunga. Ia sering mengundang kawan-kawannya dan menghibur mereka di sana sambal memainkan gitarnya. Ia juga sempat menciptakan lagu-lagu di sana serta melakukan beberapa wawancara dengan media.
5) Rough Trade (West & East)
Toko Rough Trade di kawasan Brick Lane, London Timur. (Foto: Tupinambah)
Ini merupakan salah satu toko rekaman musik independen yang paling tua dan terkenal di Inggris. Toko yang pertama (Rough Trade West) dibuka untuk pertama kalinya pada tahun 1976 di dekat Portobello Road, London Barat, atau lebih dari empat puluh tahun yang lalu ketika punk rock baru saja dilahirkan di Inggris. Pada tahun 2007 dibuka lagi toko kedua yang kerap disebut sebagai Rough Trade East di kawan hip Brick Lane, London.
Kebanyakan CD dan vinil yang dijual di sini adalah koleksi-koleksi terbaru Rough Trade, karena selain terkenal sebagai toko, Rough Trade Records juga merupakan rumah dari band-band terkenal di dunia seperti The Smiths, The Strokes, Arcade Fire, Belle & Sebastian dan masih banyak lagi lainnya. Selain berjualan rekaman musik, Rough Trade East juga sering menggelar konser di dalam toko, diskusi tentang musik, film dan sastra serta melakukan pemutaran film. Ingin jajan rock? Ini adalah tempat yang wajib didatangi.
6) Picadilly Records
Jika London punya Rough Trade, maka Manchester punya Picadilly Records yang telah buka sejak tahun 1978 di kala sub-genre post punk baru saja dilahirkan. Kini toko mereka terletak di kawasan sentra pergaulan Manchester yaitu 53 Oldham Street, Northern Quarter.
Picadilly Records merupakan surga belanja rekaman bagi para DJ, kolektor musik dan bahkan para bintang rock independen seperti Johnny Marr dan Tim Burgess. Koleksi rekaman yang dijual di sini sangat lengkap dan variatif, mulai dari dance music, indie pop, rock alternatif, Britpop hingga yang lokal seperti Madchester sound ada pula di sini, termasuk pula beragam stok rilisan baru maupun reissue. Para penjaga tokonya juga sangat ramah dan wawasan musik mereka sangat luas, membuat kita betah untuk berlama-lama di sini karena setiap pertanyaan apapun akan dijawab, tuntas!
7) Manchester Music Bus Tour
Selama tiga jam Anda akan diajak berkeliling berbagai situs musik terkenal yang ada di kota Manchester oleh Ed Glinert, seorang pemandu wisata sekaligus sejarawan musik asal Manchester yang juga merupakan mantan editor majalah Mojo.
Di antaranya kita bakal diajak berkunjung ke Manchester Free Trade Hall yang dulu menjadi lokasi konser The Sex Pistols yang kemudian menginspirasi lahirnya Joy Division, Buzzcocks hingga The Smiths, markas Factory Records yang menjadi rumah bagi Joy Division, New Order, Happy Mondays, rumah Tony Wilson, sang pemilik Factory Records, rumah yang menjadi lokasi lahirnya The Smiths hingga ke lokasi bekas kelab malam legendaris The Hacienda.
8) Salford Lads Club
Tempat yang selalu menjadi incaran nomor satu bagi para penggemar The Smiths dan Morrissey untuk berfoto ini awalnya sebuah kelab bagi remaja laki-laki yang didirikan oleh Bapak Pramuka Sedunia, Lord Baden-Powel pada 1903. Tujuan awalnya sederhana saja, menjauhkan mereka dari kerasnya kehidupan jalanan dan menjadi remaja pria yang baik-baik dan selalu takut akan Tuhan.
Belakangan Salford Lads Club yang terletak di Ordsall, Salford, Manchester ini juga terbuka bagi remaja perempuan dan menampung berbagai kegiatan anak-anak muda. Beberapa anggota kelab ini yang kemudian menjadi terkenal antara lain Allan Clarke (vokalis The Hollies) dan Graham Nash (anggota The Hollies yang kemudian membentuk band Crosby, Stills, Nash and Young). Kelab ini menjadi terkenal ke seluruh dunia setelah band indie pop legendaris The Smiths berfoto di depan Salford Lads Club untuk halaman belakang sampul album terkenal mereka, Queen is Dead.
9) Magical Mystery Tour
Jika berkunjung ke Liverpool yang hanya berjarak sekitar 40 menit perjalanan darat dari Manchester sudah barang tentu kita diwajibkan untuk berziarah ke berbagai situs bersejarah tempat salah satu band terbaik di dunia dilahirkan, The Beatles. Mengikuti paket Magical Mystery Tour selama dua jam ini Anda nantinya akan diajak berkeliling kota Liverpool dengan bus yang mirip digunakan oleh Lennon, McCartney, Harrison dan Starr di film yang berjudul sama. Berkunjung ke rumah masa kecil Ringo Starr, Paul McCartney, John Lennon, tempat lahirnya George Harrison, mengunjungi jalan Penny Lane, Strawberry Field, Hall Gereja St. Peter’s (tempat dimana Lennon dan McCartney pertama kali berjumpa) hingga ke sekolah dan kampus tempat para personel The Fab Four menuntut ilmu. Kunjungan akan berakhir di Cavern Club, kelab legendaris tempat The Beatles memulai karier sebelum mereka menginvasi Amerika dan dunia.
10) British Music Experience
Berkunjung ke museum yang satu ini pastinya tidak akan menjadi sebuah pengalaman yang membosankan, terlebih bakal sangat mengesankan. British Music Experience adalah sebuah museum musik populer dimana semua idola musik asal Inggris sejak tahun 1944 hingga saat ini dipamerkan karya-karyanya di sana, termasuk pula kostum-kostum panggung, instrumen musik beserta sejarah di belakangnya. Mulai dari koleksi milik The Beatles, David Bowie, Freddy Mercury, Oasis, Spice Girls, Adele hingga X Factor.
Awalnya museum ini berada di London, namun sejak tahun 2015 kemudian lokasinya dipindahkan ke Cunard Building, Merseyside, Liverpool. Total koleksi museum ini ada lebih dari 600 memorabilia dan 6,000 foto serta video klip yang bisa dipanteng seharian di sana.
Baca artikel Bisnis lainnya dengan disini. Ikuti juga berita terkini dari PELITA.CO.ID di Google News dengan klik tautan ini.
TERPOPULER: