Anggota DPR Eko Hendro Purnomo Minta PT KCIC Maksimalkan Stasiun Halim

Anggota Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo saat rapat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Kantor Pusat KAI di Bandung pada Kamis (2/2/2023). Foto: Uca/man
Anggota Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo saat rapat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Kantor Pusat KAI di Bandung pada Kamis (2/2/2023). Foto: Uca/man

Jakarta, pelita.co.id PT KCIC sebagai penanggung jawab pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan membangun Stasiun Halim sebagai bagian dari Transit Oriented Development (TOD). Anggota Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo berharap rencana tersebut dapat menjadikan kawasan halim sebagai titik berkumpulnya masyarakat untuk berkegiatan maupun sekadar berpindah moda transportasi.

“Saya berharap di Halim, wilayah Jakarta Timur itu benar-benar menjadi tempat berkumpulnya orang karena kita tahu bersama bahwa kereta api adalah moda transportasi massal. Kalau saya sarankan semua orang menggunakan kereta api untuk mengurangi kemacetan yang ada. Dan itu kereta cepat Jakarta Bandung dan bisa aja nanti bisa berlanjut ke tempat lain,” ujar politisi PAN yang akrab dipanggil Eko Patrio ini.

Bacaan Lainnya

Ditemui seusai rapat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Kantor Pusat KAI di Bandung pada Kamis (2/2/2023), Eko menjelaskan bahwa kawasan seluas 2,6 hektar tersebut nantinya akan didukung oleh perkantoran, apartemen hingga rumah sakit.

Tak hanya sebagai titik henti kereta cepat, Stasiun Halim juga menghubungkan para penumpang dengan moda transportasi Light Rapid Transit Jakarta Bogor Depok Bekasi (LRT Jabodebek).

BACA JUGA: Kementerian Perindustrian: SDM Pengelasan Dukung Pengembangan Industri Kereta Api

“Buat saya itu stasiun kereta api yang kekinian dan terbesar jika dibandingkan dengan stasiun yang ada. Kurang lebih 2,6 hektar untuk stasiun ditambah perkantoran ada tempat MICE, juga ada rumah sakit besar dan juga ada hotel dan apartemen. Tentunya yang diutamakan adalah stasiun tersebut,” jelasnya.

Stasiun Halim berdiri di atas lahan milik TNI AU yang disewa oleh PT KCIC selama 50 tahun. Penyewaan lahan ini kemudian disetorkan ke kas negara. PT KCIC sendiri yang merupakan perusahaan gabungan antara konsorsium dari 4 BUMN yang terdiri dari PT Wijaya Karya, KAI, PTPN VIII dan Jasa Marga melalui bendera PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI) dengan perusahaan asal Tiongkok Beijing Yawan.

Legislator Dapil DKI Jakarta I yang meliputi kawasan Jakarta Timur itu mengingatkan agar kecepatan dan ketepatan harus menjadi prioritas dalam dalam pengerjaan infrastruktur KCJB maupun sarana pendukungnya. Ia juga sempat menyinggung terkait peristiwa anjloknya kereta teknis pada proyek tersebut.

“Dalam kondisi seperti ini, kebutuhan yang sangat penting sekali adalah kecepatan dan ketepatan. Jadi, jangan sekadar cepat aja, kalau tidak tepat. Akhirnya terjadi seperti yang kita ketahui bersama ada musibah, ada error dan sebagainya. Itu harus kita hindari apalagi sampai ada kematian,” kata Eko.

Anggota Badan Anggaran DPR RI ini juga menyebutkan dalam pembangunan TOD diperlukan sinergitas baik antar BUMN maupun perusahaan swasta.

Ia mengumpamakan, tidak hanya moda transportasinya yang terintegrasi namun juga bisnis-bisnis yang ada di baliknya. Dilansir dari berbagai sumber, TOD Halim sendiri telah dilirik oleh beberapa investor. Adapun rencananya selain Halim, PT KCIC akan membangun tiga TOD lainya di sekitar stasiun pemberhentian KCJB.

Baca berita Bisnis lainnya di tautan ini dan berita terkini dari PELITA.CO.ID di Google News dengan klik tautan ini.

Baca berita lebih cepat, unduh aplikasi PELITA.CO.ID di Google Play di tautan ini.

TERPOPULER:

PELITA.CO.ID di WhatsApp: pelita.co.id di WhatsApp Channel Dapatkan aplikasi PELITA.CO.ID di Google Play: pelita.co.id di Google Apps PELITA.CO.ID di Google News: pelita.co.id di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan