Keindahan Banda Neira di Timur Indonesia memang tiada duannya. Kepulauan di laut Banda ini menjadi salah satu primadona Maluku yang menjanjikan segala potensinya termasuk menjadi daerah tujuan wisata mancanegara.
Banda Neira terdiri atas gugusan belasan pulau, diantaranya Pulau Lonthoir, Gunung Api, Pulau Neira, Pulau Rhun, Pulau Syahrir, Pulau Hatta, dan Pulau Ay. Lokasi Banda Neira berjarak kurang lebih 231.5 KM dari Ambon.
Sebagai daerah destinasi wisata, Banda Neira memang tidak diragukan lagi keelokannya. Di Banda Neira kita bisa mengunjungi beberapa pantai seperti Pantai Tita Batu, Malole, Lanthoir, dan Nama.
Bagi Anda yang hobi menyelam atau diving, Banda Neira menawarkan 22 lokasi menyelam dengan keindahan bawah laut yang menakjubkan seperti Pulau Pisang, Tanjung Barat, Tanjung Burang, Selamo Village, Batu Kapal, Mandarin City, dan Pasir Putih.
Laut Banda Neira dihuni sekitar 350 biota laut, termasuk ikan, kerang purba, dan terumbu karang beraneka warna.
Perjanjian Breda, Belanda Rela Serahkan New York Demi Pulau Rhun
Bukan hanya keindahan alamnya, Banda Neira juga penuh dengan peninggalan era Kolonial yang dapat dijadikan wisata sejarah, seperti rumah pengasingan beberapa tokoh pejuang kemerdekaan pada zaman penjajahan Belanda dulu yakni Moh. Hatta, Sutan Syahrir dan Dr. Cipto Mangunkusumo.
Salah satu kisah sejarah yang wajib Ubliker simak adalah dimana pulau – pulau Banda Neira, pernah dianggap sangat berharga oleh Bangsa Eropa.
Siapa sangka jika pulau yang sangat kecil itu pernah memainkan peran yang sangat penting di era Kolonial sebagai penghasil buah Pala dan Fuli di Nusantara.
Belanda nyaris menguasai seluruh pulau di Kepulauan Banda, kecuali Pulau Rhun. Pulau kecil itu tetap dikuasai Inggris dan menjadi duri dalam usaha Belanda memonopoli rempah-rempah.
Pulau Rhun merupakan salah satu penghasil pala, selain pulau-pulau lain di Kepulauan Banda.
Kisah tersebut menjadi sebuah ironi sejarah ketika harga 1 gram buah Pala lebih mahal dibandingkan 1 gram emas.
Pulau Rhun di Kepulauan Banda Neira bahkan dianggap lebih bernilai dibandingkan sebuah pulau yang dikuasai Belanda, bernama Nieuw Amsterdam.
Setelah berkali-kali bertempur memperebutkan Pulau Rhun, Inggris dan Belanda akhirnya berkompromi.
Melalui Perjanjian Breda (Treaty of Breda), kedua negara sepakat menukar wilayah koloni mereka.
Permusuhan dihentikan pada tahun 1667 dengan Traktat Breda yang isinya Inggris harus mengakhiri kekuasaan di Pulau Rhun dan menyerahkannya kepada Belanda.
Sebagai gantinya, koloni Belanda menyerahkan Nieuw Amsterdam kepada Inggris. Nieuw Amsterdam kini lebih dikenal dengan nama New York di Pulau Manhattan, Amerika Serikat.
Rute ke Banda Neira
Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Banda Neira, menikmati keindahan Banda Neira sekaligus belajar sejarahnya, siapkan fisik yang prima karena perjalanan ke Banda Neira lumayan panjang dan harus berganti-ganti moda transportasi.
Untuk menuju Banda Neira, kita dapat menggunakan jalur udara maupun laut. Apabila kita memilih menggunakan perjalanan udara, maka bisa menggunakan penerbangan dari Jakarta dan transit di Bandara Hasanuddin Makassar atau Bandara Denpasar di Bali.
Setelah itu kita dapat menuju Bandara Pattimura di Ambon.
Setibanya di Ambon kita dapat melanjutkan perjalanan udara ke Bandara Neira. Alternatif lainnya, kita dapat menyeberangi Laut Banda dengan menggunakan kapal feri.
Pelni menyediakan kapal feri 2 kali seminggu dengan kapal KM Ciremai dari Ambon ke Banda Neira.
Kapal cepat beroperasi dua kali dalam seminggu, jadwal keberangkatan pada hari selasa dan sabtu pukul 09.00 WIT, lama perjalanan sekitar 5 jam (tergantung cuaca) dan jadwal kapal dapat berubah sewaktu-waktu karena kondisi cuaca dan penumpang.
Harga tiket yang ditawarkan kapal cepat bervariatif untuk kelas ekonomi Rp. 415.000 dan kelas VIP Rp. 615.000, untuk ekonomi dan VIP sama mendapatkan fasilitas AC yang berbeda adalah bangku penumpang saja.
Kapal cepat berangkat dari pelabuhan tulehu, sehingga pengunjung harus memperhitungakan waktu untuk bersamaan dengan jadwal kapal cepat, sesampainya di ambon pengunjung langsung bias memakai jasa mobil sewa dari bandara menuju pelabuhan tulehu dengan kisaran harga Rp. 150.000-200.000.
Ikuti berita terkini dari PELITA.CO.ID di Google News dengan klik tautan ini.