Salah satu tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bagaimana peran generasi muda dalam mengembangkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan bangsa?
Generasi muda memiliki posisi dan peran yang sangat vital dalam kehidupan kebangsaan Indonesia.
Peran pemuda seperti yang dimuat dalam UU RI No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan yang berbunyi pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.
Dalam Undang-Undang tersebut, jelas disebutkan bahwa dalam pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional.
BACA JUGA: Tujuh Isi Landasan Ideal Persatuan dan Kesatuan dalam Pancasila
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia menunjukkan, pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat.
Peran pemuda menjadi salah satu kunci terlahirnya negara Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan di atas kemajemukan bangsa Indonesia.
Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BACA JUGA: 7 Langkah-langkah Untuk Mencapai Tujuan Kerja Sama
Peran aktif pemuda sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan:
a. pendidikan politik dan demokratisasi;
b. sumberdaya ekonomi;
c. kepedulian terhadap masyarakat;
d. ilmu pengetahuan dan teknologi;
e. olahraga, seni, dan budaya;
f. kepedulian terhadap lingkungan hidup;
g. pendidikan kewirausahaan; dan/atau
h. kepemimpinan dan kepeloporan pemuda
Problema dan Dinamika Integrasi Nasional di Indonesia
Problema dan dinamika integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional.
Disintegrasi bangsa bias muncul karena adanya konflik vertikal dan horizontal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, lemahnya penegakan hukum, lambatnya pemulihan ekonomi, konflik antara elite politikpermasalahan Hak Asasi Manusia serta kesiapan pelaksanaan Otonomi Daerah juga menjadi permasalahan tersendiri.
Permasalahan integrase nasional bangsa Indonesia bias bersumber pada beberapa hal, seperti factor geografis, demografi, penegakan hokum, dinamika politik, ekonomi, sampai pada kekayaan sumber daya alam.
Bagaimana solusi mewujudkan integrasi nasional ditengah problematika diatas? Integrasi Nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keseraian dan keselarasan secara nasional. Untuk mewujudkan integrasi nasional yang sebaiknya dilakukan di Indonesia :
a) Memperkuat nilai bersama,
b) Membangunfasilitas,
c) Menciptakan musuh bersama,
d) Memperkokoh lembga politik,
e) Membuat organisasi untuk bersama,
f) Menciptakan ketergantungan ekonomi antar kelompok,
g) Mewujudkan kepemimpinan yang kuat,
h) Menghapuskan identigas-identitas lokal,
i) Membaurkan antar tradisi dan budaya local,
j) Menguatkan identitas nasional.
Masyarakat yang terintegrasi dengan hak merupakan harapan bagi setiap negara.
Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Ketika masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materiil seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan.
BACA JUGA: Dampak Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Keluarga
Disisi lain banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.
Baca artikel Edukasi lainnya di tautan ini dan berita terkini dari PELITA.CO.ID di Google News dengan klik tautan ini.
Baca berita lebih cepat, unduh aplikasi PELITA.CO.ID di Google Play di tautan ini.