Jakarta, pelita.co.id – Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menggelar diskusi publik ‘Peluang dan Tantangan Gerakan Rakyat untuk Mewujudkan Kekuatan Politik Partai Progresif’ di Gedung YLBHI, Jakarta pada Rabu, (5/2/2025).
Diskusi publik ini merupakan rangkaian perayaan ulang tahun ke-20 KASBI yang telah aktif dari 2005 hingga sekarang.
Dosen hukum tata negara, Bivitri Susanti sebagai pemantik dalam diskusi tersebut menyampaikan saat ini Indonesia butuh gerakan politik alternatif.
“Tantangannya banyak, namun tantangan yang kita hadapi ini perlu kita hadapi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” kata Bivitri Susanti yang juga anggota Serikat Pekerja Kampus ini.
Bivitri Susanti mengistilahkan situasi politik sekarang sebagai ‘pasar bebas’. Ia menyebut ancaman dari pasar bebas politik adalah oligarki yang memiliki kuasa uang untuk menguasai partai, menenentukan pemerintahan hingga menjadi pemimpin di pemerintahan.
Sebagai alternatif, ia menawarkan untuk melepas pandangan formal tentang partai politik yang rumit dengan urusan administrasi seperti badan hukum partai.
“Berfungsi dulu sebagai partai politik, dengan aktivifitas pendidikan politik berbasis hak, misalnya. Dilanjutkan dengan membentuk kabinet bayangan untuk mengkritisi pemerintahan yang sekarang misalnya,” lanjutnya.
Saat membuka acara, Ketua KASBI Unang Sunarno menguraikan perjalanan panjang gerakan buruh sejak reformasi hingga sekarang.
“Saat menolak UU Cipta kerja, ada ribuan anggota KASBI yang melakukan lebih dari 38 kali demonstrasi,” ujarnya.