Terangkan nilai sila keempat Pancasila pada zaman kerajaan Sriwijaya! Pada hakekatnya, nilai-nilai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai Pancasila. Nilai sila keempat Pancasila ditunjukkan dengan telah memiliki kedaulatan yang luas, meliputi Siam dan Semenanjung Melayu.
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa Sailendra (Melayu Kuno & menggunakan huruf Palawa) di kenal dengan kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut. Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda (686 M), Selat Malaka (775M).
Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, dimana Pemerintah melalui pegawai Raja membentuk suatu badan untuk mengumpulkan hasil kerajinan rakyat supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Selain itu juga sudah ada badan yang yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan, gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama Budha yang sudah dikenal di Asia, Pelajar dari Universitas ini dapat melanjutkan studi ke India, banyak guru-guru tamu yang mengajar disini dari India, seperti Dharmakitri.
BACA JUGA: Nilai Keadilan Sosial yang Telah Ditetapkan Masyarakat Indonesia Pada Masa Prasejarah
Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra Subhika” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
Nilai-nilai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai Pancasila, secara lengkapnya sebagai berikut:
- Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang hidup berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
- Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India meunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif
- Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
- Nilai sila keempat Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas, meliputi Siam dan Semenanjung Melayu (INA sekarang)
- Nilai Sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan
Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia ajarannya telah lama dikenal. Bahkan sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Ajaran Pancasila unsur Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan Sosial atau nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit telah masuk dalam tata kehidupan pemerintahan dan masyarakat.
Berbagai prasasti menunjukkan hal tersebut seperti di Telaga Batu, Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, dan Kota Kapur. Juga dalam kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca juga diuraikan susunan pemerintahan Majapahit, yakni musyawarah, hubungan antar negara tetangga dan sebagainya.
Dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular, tertulis juga adanya toleransi kehidupan beragama, khususnya agama Budha dan Hindu di zaman tersebut.
BACA JUGA: Nilai Keadilan Sosial yang Telah Ditetapkan Masyarakat Indonesia Pada Masa Prasejarah
Candi-candi pada zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit juga menunjukkan adanya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, hingga keadilan sosial yang kuat. Kemakmuran bangsa dilanjutkan oleh Majapahit yang berdiri setelah mengalahkan pasukan Tiongkok. Wilayah Majapahit sampai meliputi Singapura, Malaysia, Brunei, Filipina, Kamboja dan selatan Vietnam
Di masa kerajaan-kerajaan Nusantara yang makmur tersebut, nilai ketuhanan dan keadilan sosial sangat menonjol. Tiga nilai lain Pancasila yakni kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan juga berkembang baik.
Ajaran Pancasila pada Zaman Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya sudah memiliki kedaulatan yang cukup luas. Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat perdagangan serta pelayanan sehingga masyarakatnya makmur sejahtera.
Pada masa kejayaanya, kerajaan Sriwijaya sudah menerapkan konsep negara kepulauan dengan wawasan nusantara.
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa Sailendra (Melayu Kuno & menggunakan huruf Palawa) di kenal dengan kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut. Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda (686 M), Selat Malaka (775M).
BACA JUGA: Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia dan Sejarah Terbentuknya Demokrasi Pancasila
Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, dimana Pemerintah melalui pegawai Raja membentuk suatu badan untuk mengumpulkan hasil kerajinan rakyat supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Selain itu juga sudah ada badan yang yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan, gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama Budha yang sudah dikenal di Asia, Pelajar dari Universitas ini dapat melanjutkan studi ke India, banyak guru-guru tamu yang mengajar disini dari India, seperti Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra Subhika” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
Pada Hakekatnya Nilai-nilai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai pancasila, yaitu sebagai berikut:
a. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang hidup berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
b. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India meunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif
c. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
d. Nilai sila keempat Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas, meliputi Siam dan Semenanjung Melayu.
e. Nilai Sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
Ajaran Pancasila pada Masa Kerajaan Majapahit
Nilai persatuan dan kesatuan pada masa kerajaan Majapahit sudah diterapkan yang terlihat pada kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Menurut kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, Pancasila berarti “berbatu sendi yang lima” atau “pelaksanaan kesusilaan yang lima” dimana nilai persatuan terwujud dengan keutuhan kerajaan.
Pancasila merupakan dasar negara Bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila. Sila-sila tersebut menggambarkan pandangan hidup Bangsa Indonesia serta menjadi ciri khas yang membedakan Indonesia dengan negara lain. Lambang Pancasila yang terdiri dari bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan padi dan kapas. Memiliki makna yang mewakili jiwa dari setiap sila-sila tersebut.
BACA JUGA: Pancasila Dalam Pandangan Filsafat Manusia
Sila-sila yang terdapat dalam Pancasila sesungguhnya sudah diterapkan jauh sebelum negara Indonesia merdeka. Nilai persatuan dan kesatuan dari setiap sila dapat dilihat dari Kerajaan Majapahit sebagai contoh: penerapan sila pertama yaitu kerajaan di atas memeluk agama Hindu ataupun Budha.
Sila kedua penerapnnya dibuktikan dengan kerajaan tersebut bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk. Sila ketiga Persatuan dibuktikan dengan besarnya cangkupan wilayah ketiga kerajaan tersebut.
Sila keempat yaitu nilai kerakyatan ditunjukan dengan rakyatnya yang makmur dan nilai sila kelima yaitu keadilan dengan tidak membedakan latar belakang.
Ajaran Pancasila pada Masa Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu yang terletak di sebelah barat pulau Jawa yang diperkirakan beridiri dari abad ke-4 sampai abad ke-7 M. Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah.
Dikisahkan, Raja Purnawarman mulai memerintah Kerajaan Tarumanegara pada tahun 395 M. Pada masa pemerintahannya, ia selalu berjuang untuk rakyatnya.
Ia membangun saluran air untuk keperluan irigasi lahan pertanian dan memberantas perompak.
Raja Purnawarman sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Ia memperbaiki aliran Sungai Gangga di daerah Cirebon. Dua tahun kemudian, ia juga memperbaiki dan memperindah alur Sungai Cupu sehingga air bisa mengalir ke seluruh kerajaan.
BACA JUGA: Peran Pancasila sebagai Ideologi Negara
Para petani senang karena ladang mereka mendapat air dari aliran sungai sehingga menjadi subur. Ladang para petani tidak kekeringan pada musim kemarau Raja Purnawarman juga berani memimpin Angkatan Laut Kerajaan Tarumanegara untuk memerangi bajak laut yang merajalela di perairan Barat dan Utara kerajaan.
Setelah Raja Purnawarman berhasil membasmi semua perompak, keadaan menjadi aman. Rakyat di Kerajaan Tarumanegara kemudian hidup aman dan sejahtera.
Sebagai wujud kecintaan rakyat Kerajaan Tarumanegara kepada Raja Purnawarman, telapak kakinya diabadikan dalam bentuk prasasti yang dikenal sebagai Prasasti Ciaruteun.
Raja Purnawarman memiliki sifat seperti di jelaskan diatas yaitu dimana dia sangan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, oleh karena itu dia memperbaiki aliran sungai agar masyarakatnya dapat mengkonsumsi air tersebut dan juga air bersih.
BACA JUGA: Nilai-nilai Pancasila Sudah Ada Dalam Diri Bangsa Indonesia Sebelum Medeka
Dari situ, Raja Purnawarman memiliki sifat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu pada sila ke-empat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan. Dimana Raja Purnawarman memiliki sifat kerakyatan dan juga bijaksana dalam memimpin kerajaan.
Contoh pertanyaan Tentang nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan
A. Adanya sarana upacara keagamaan seperti nekara atau gong perunggu
B. Ditemukannya lukisan di dindinggua, seperti di Wamena – Papua
C. Adanya jejak-jejak peradaban lama dan patung-patung purba
D. Ditemukannya prasasti batu bertulis
Dari pertanyaan itu, maka jawabnya adalah A. Adanya sarana upacara keagamaan seperti nekara atau gong perunggu
BACA JUGA: Integrasi Nasional, Penjelasan dan Konsep Pentingnya
Baca artikel Edukasi lainnya di tautan ini dan berita terkini dari PELITA.CO.ID di Google News dengan klik tautan ini.
Baca berita lebih cepat, unduh aplikasi PELITA.CO.ID di Google Play di tautan ini.