Di era informasi yang berlimpah dan mudah diakses, sebuah ironi muncul: semakin banyak pengetahuan yang tersedia, semakin sedikit orang yang menghargai kepakaran. Fenomena ini menjadi sorotan utama dalam buku Matinya Kepakaran (The Death of Expertise) karya Tom Nichols.
Buku ini membahas bagaimana masyarakat modern, yang seharusnya diuntungkan oleh kemajuan teknologi dan akses informasi, justru menghadapi penurunan kepercayaan terhadap para ahli di berbagai bidang.
Nichols, seorang akademisi dan mantan penasihat kebijakan pertahanan, menawarkan analisis mendalam tentang mengapa hal ini terjadi dan apa implikasinya bagi masyarakat.
Mengenal Tom Nichols
Sebelum mengulas lebih lanjut tentang buku ini, mari mengenal lebih dekat dengan penulisnya Tom Nichols. Tom Nichols adalah seorang profesor emeritus di US Naval War College dan seorang pakar dalam bidang keamanan nasional.
Tom Nichols lahir pada tahun 1960 di Chicopee, Massachusetts, Amerika Serikat. Nichols menempuh pendidikan di Boston University, di mana ia memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu politik dan sejarah.
Setelah itu, ia melanjutkan studinya di Columbia University, di mana ia meraih gelar master dalam bidang urusan internasional. Nichols kemudian memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang pemerintahan dari Georgetown University.
Pendidikan yang luas dan mendalam ini membekali Nichols dengan fondasi akademis yang kuat, yang kemudian ia gunakan untuk meneliti dan mengajar dalam berbagai topik terkait keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan kepemimpinan.
Nichols dikenal sebagai seorang intelektual yang memiliki pemikiran kritis dan pandangan yang tajam, serta sering berkontribusi dalam diskusi publik mengenai isu-isu yang kompleks.
Selain karier akademisnya, Nichols juga sering menulis untuk berbagai publikasi mengenai isu-isu kebijakan luar negeri dan pertahanan.
Pengalaman luasnya dalam dunia akademis dan pemerintahan membuatnya sangat paham tentang pentingnya kepakaran dalam pengambilan keputusan publik.
Dalam buku Matinya Kepakaran, Nichols menyuarakan kekhawatirannya tentang tren di mana orang-orang semakin meremehkan pengetahuan dan saran dari para ahli.
Isi Buku dan Konsep Utama
Matinya Kepakaran membahas bagaimana masyarakat saat ini semakin mengabaikan pendapat para ahli dan lebih mengandalkan opini pribadi, intuisi, atau informasi yang tidak diverifikasi.
Nichols mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini:
Internet dan Informasi yang Berlebihan
Akses informasi yang mudah melalui internet memungkinkan siapa saja merasa bisa menjadi ahli dalam berbagai hal tanpa pelatihan formal. Namun, Nichols berpendapat bahwa akses informasi ini seringkali disalahgunakan, di mana orang memilih informasi yang sesuai dengan pandangan mereka daripada berdasarkan fakta atau penelitian yang solid.
Alhasil, argumen yang tidak didasarkan pada pengetahuan mendalam sering kali diterima begitu saja, sementara pandangan para ahli diabaikan.
Anti-Intelektualisme
Nichols juga mengamati kebangkitan sikap anti-intelektualisme, di mana orang-orang meremehkan pengetahuan akademis atau profesional dan lebih mengutamakan pengalaman pribadi atau opini. Ini sering terjadi dalam konteks politik, di mana keahlian dianggap sebagai sesuatu yang elitis dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Sikap ini, menurut Nichols, sangat berbahaya karena mengabaikan kontribusi penting yang diberikan oleh para ahli dalam menyelesaikan masalah kompleks.
Sistem Pendidikan yang Bermasalah
Penurunan kualitas pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang dibahas Nichols. Dia berargumen bahwa sistem pendidikan yang lebih fokus pada pencapaian nilai tinggi daripada pemahaman mendalam telah menghasilkan generasi yang kurang kritis dan lebih mudah terpengaruh oleh informasi yang salah.
Selain itu, Nichols juga mencatat bahwa pendidikan sering kali gagal mengajarkan pentingnya kepakaran dan menghargai proses pembelajaran yang panjang dan mendalam.
Media dan Misinformasi
Peran media, terutama media sosial, dalam menyebarkan informasi yang tidak diverifikasi juga dikritik oleh Nichols. Di era digital, berita palsu dan misinformasi dapat dengan cepat menyebar luas, mengaburkan garis antara fakta dan fiksi.
Hal ini semakin diperburuk oleh algoritma media sosial yang sering kali memperkuat bias konfirmasi, membuat orang hanya terpapar pada pandangan yang mendukung keyakinan mereka sendiri.
Implikasi dari Matinya Kepakaran
Nichols memperingatkan bahwa penurunan kepercayaan terhadap kepakaran memiliki dampak serius bagi masyarakat. Ketika orang-orang tidak lagi menghargai nasihat dari para ahli, keputusan yang diambil bisa menjadi salah arah dan berbahaya.
Ini sangat terlihat dalam kasus-kasus seperti penolakan terhadap vaksin, perubahan iklim, dan kebijakan publik lainnya, di mana data dan penelitian ilmiah diabaikan demi kepentingan politik atau opini pribadi.
Nichols juga menekankan bahwa fenomena ini tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada institusi. Ketika masyarakat secara keseluruhan kehilangan kepercayaan terhadap lembaga akademis, medis, dan ilmiah, fondasi dari pengambilan keputusan yang baik menjadi terguncang.
Ini bisa mengarah pada krisis kepercayaan yang lebih luas, di mana kebenaran menjadi relatif dan tidak ada standar objektif untuk mengevaluasi klaim atau argumen.
Respons terhadap Fenomena Ini
Dalam buku ini, Nichols tidak hanya mengidentifikasi masalah tetapi juga menawarkan beberapa solusi. Salah satunya adalah pentingnya pendidikan yang lebih baik dalam hal literasi informasi dan kritis. Masyarakat perlu diajarkan bagaimana mengevaluasi sumber informasi, membedakan antara fakta dan opini, dan menghargai proses ilmiah dan akademis.
Selain itu, Nichols juga mendorong para ahli untuk lebih terbuka dan transparan dalam berkomunikasi dengan publik. Ketika para ahli mengisolasi diri atau tidak mampu menjelaskan temuan mereka dengan cara yang mudah dipahami, mereka berisiko kehilangan kepercayaan publik.
Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk menjembatani kesenjangan antara kepakaran dan masyarakat umum.
Matinya Kepakaran karya Tom Nichols adalah panggilan untuk waspada terhadap penurunan kepercayaan pada para ahli di era informasi ini.
Buku ini menyoroti bahaya dari mengabaikan pengetahuan yang didapatkan melalui proses pendidikan dan pengalaman bertahun-tahun, serta menawarkan panduan tentang bagaimana kita dapat mengembalikan penghargaan terhadap kepakaran.
Nichols mengingatkan kita bahwa meskipun akses informasi telah menjadi lebih mudah, pengetahuan sejati dan pemahaman mendalam tetap memerlukan waktu, usaha, dan pengakuan terhadap nilai dari kepakaran. Dalam dunia yang semakin kompleks, kepercayaan pada para ahli bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan.