Think Again: The Power of Knowing What You Don’t Know adalah buku karya Adam Grant, seorang psikolog organisasi dan profesor di Wharton School of Business.
Diterbitkan pada tahun 2021, buku ini mengajak pembaca untuk merangkul kerendahan hati dalam berpikir dan pentingnya fleksibilitas mental.
Grant menunjukkan bahwa keberhasilan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, tidak hanya berasal dari kecerdasan atau pengetahuan yang kita miliki, tetapi dari kemampuan kita untuk mempertanyakan apa yang sudah kita anggap benar dan membuka pikiran terhadap sudut pandang baru.
Tema Utama: Pentingnya Berpikir Ulang
Buku Think Again mengajarkan bahwa di dunia yang terus berubah, salah satu keterampilan terpenting adalah kemampuan untuk mengubah pikiran kita. Sering kali, kita terjebak dalam pola pikir yang kaku dan tidak mau mempertimbangkan pandangan lain karena kita merasa sudah cukup tahu.
Grant berpendapat bahwa kekuatan sebenarnya bukan terletak pada pengetahuan yang kita miliki, tetapi pada kesediaan untuk mengakui bahwa kita tidak tahu segalanya dan terbuka untuk belajar kembali.
Grant membagi buku ini menjadi tiga bagian utama:
- Individual Rethinking (Berpikir Ulang Secara Pribadi)
- Interpersonal Rethinking (Berpikir Ulang dalam Hubungan Antarpribadi)
- Collective Rethinking (Berpikir Ulang dalam Kelompok dan Organisasi)
Individual Rethinking: Mengenali Keterbatasan Pemikiran Kita

Bagian pertama membahas pentingnya berpikir ulang di tingkat individu. Grant menekankan bahwa kita cenderung terlalu percaya diri dengan pengetahuan yang kita miliki, yang dapat menyebabkan stagnasi dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
Grant menggunakan istilah “mentalitas pengkhotbah, jaksa, dan politisi” untuk menggambarkan bagaimana kita seringkali mempertahankan keyakinan kita:
- Pengkhotbah: Berusaha menyebarkan keyakinan dan meyakinkan orang lain bahwa kita benar.
- Jaksa: Berusaha membuktikan bahwa orang lain salah.
- Politisi: Berusaha memenangkan persetujuan orang lain dengan mengesampingkan pemikiran kritis.
Grant mendorong kita untuk meninggalkan mentalitas ini dan beralih ke pemikiran seperti seorang ilmuwan, yang senantiasa mengevaluasi ulang hipotesis dan terbuka pada temuan baru.
BACA JUGA: RESENSI: Menyingkap Bias dan Kekeliruan, The Art of Thinking Clearly karya Rolf Dobelli
Interpersonal Rethinking: Bagaimana Berpikir Ulang dalam Hubungan
Pada bagian kedua, Grant membahas cara menerapkan berpikir ulang dalam hubungan antarpribadi. Salah satu kunci yang diangkat adalah bahwa dalam diskusi, sering kali kita lebih fokus untuk memenangkan argumen daripada mencari kebenaran.
Grant menunjukkan pentingnya berdebat dengan tujuan untuk memahami pandangan orang lain, bukan sekadar membuktikan diri kita benar.
Grant juga menyoroti pentingnya mendengarkan secara aktif dan bertanya dengan rasa ingin tahu, bukan dengan sikap ingin menyerang. Melalui contoh-contoh nyata, ia menunjukkan bagaimana berpikir ulang dapat meningkatkan hubungan personal maupun profesional, karena kita lebih terbuka pada masukan dan perspektif baru.
Collective Rethinking: Berpikir Ulang di Lingkungan Sosial dan Organisasi
Bagian terakhir dari buku ini membahas bagaimana berpikir ulang dapat diterapkan dalam kelompok dan organisasi. Grant berargumen bahwa organisasi yang sukses adalah yang mendorong budaya berpikir ulang, di mana kesalahan dianggap sebagai peluang belajar dan bukan sebagai kegagalan.
Ia menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa aman untuk menyuarakan pendapat, bahkan jika itu berarti mempertanyakan status quo.
Grant juga memperkenalkan konsep “psychological safety” (keamanan psikologis), di mana orang-orang dalam organisasi merasa nyaman untuk mengemukakan ide-ide baru tanpa takut dihukum atau dikritik. Ini adalah salah satu kunci keberhasilan inovasi dalam organisasi, karena ide-ide baru dan solusi kreatif sering kali muncul ketika orang merasa bebas untuk berpikir di luar kotak.
Contoh Kasus Nyata dan Wawasan Ilmiah
Salah satu kekuatan buku ini adalah banyaknya contoh nyata yang disertakan oleh Grant untuk mendukung argumennya. Dia membahas berbagai studi kasus dari dunia bisnis, olahraga, politik, dan sains yang menunjukkan betapa pentingnya kemampuan untuk berpikir ulang.
Dari para atlet yang sukses karena mengubah strategi pelatihan mereka hingga perusahaan yang berhasil bertahan dengan mengubah model bisnis mereka, Grant menggambarkan bahwa fleksibilitas mental adalah kunci kesuksesan.
Grant juga menggunakan data ilmiah dari berbagai bidang psikologi untuk mendukung klaimnya. Ia menunjukkan bagaimana otak manusia bekerja dan bagaimana kita cenderung terjebak dalam bias kognitif yang membuat kita sulit mengubah keyakinan kita.
Melalui pemahaman tentang bagaimana kita berpikir, Grant mengajarkan cara untuk melatih pikiran agar lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan.
5 Pelajaran Utama dari Think Again
- Kesadaran Diri: Mengakui bahwa kita tidak tahu segalanya dan bahwa perubahan pandangan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan.
- Rasa Ingin Tahu yang Konstan: Terus bertanya dan belajar, bahkan ketika kita merasa sudah ahli dalam suatu bidang.
- Fleksibilitas Mental: Bersedia untuk meragukan asumsi kita sendiri dan terbuka untuk ide-ide baru.
- Membangun Budaya Diskusi yang Sehat: Menghargai perdebatan yang konstruktif dan tidak melihatnya sebagai ancaman, melainkan sebagai kesempatan untuk belajar.
- Inovasi dalam Organisasi: Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keamanan psikologis sehingga ide-ide baru dapat berkembang.
Think Again karya Adam Grant adalah panduan yang mendorong kita untuk terus mengevaluasi ulang cara kita berpikir dan mengambil keputusan. Dalam dunia yang penuh dengan perubahan cepat dan ketidakpastian, kemampuan untuk berpikir ulang dan fleksibel dalam pemikiran adalah keterampilan yang sangat berharga.
Buku ini memberikan wawasan penting tidak hanya dalam konteks profesional dan organisasi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, mendorong kita untuk selalu membuka pikiran dan belajar dari berbagai perspektif.