Jakarta, pelita.co.id – Youth Economic Summit 2024 dengan tema “Towards an Inclusive Digital & Green Economy” sukses digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu, (23/11/2024). Acara yang diselenggarakan CORE Indonesia berkolaborasi dengan Suara.com, membahas tantangan dan solusi ekonomi Indonesia menuju inklusivitas, keberlanjutan, dan transformasi digital, pemutaran film dan diskusi hingga stand up komedi hingga pentas musik.
Dalam sambutan pembukaan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, mengungkapkan keprihatinannya atas stagnasi ekonomi Indonesia.
Ia menyamapikan, selama dua dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi hanya berkisar di angka 5%, meskipun berbagai kebijakan telah dikeluarkan.
“Saya merasa atau semacam merenung, mengapa 20 tahun terakhir perekonomian kita tidak beranjak dari 5% dan tidak tumbuh jauh dari 5%,” ujar Menteri Rachmat Pambudy.
BACA JUGA: Sorot Kinerja Bappenas, Komisi XI DPR RI Minta Fokus di Tahun Terakhir
Rachmat menyoroti perlunya evaluasi kebijakan yang lebih komprehensif dan pendekatan inovatif untuk memecahkan middle-income trap yang telah membelenggu Indonesia selama 30 tahun terakhir.
Dalam kesempatan itu, CORE Indonesia meluncurkan laporan terbaru, Brief Report CORE Economic Outlook 2025, yang mengulas tekanan ekonomi global dan kebijakan domestik yang memengaruhi kelas menengah Indonesia.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohamad Faisal, mengungkapkan bahwa kelompok kelas menengah mengalami penurunan proporsi dari 21,45% pada 2019 menjadi 17,44% pada 2023.
“Kondisi ini mengkhawatirkan. Pendapatan turun, tabungan menipis, dan banyak keluarga kini hanya bisa bertahan dengan ‘makan tabungan’,” jelas Faisal.
Founder dan Ekonom Senior CORE Indonesia, Hendri Saparini, menegaskan pentingnya lompatan pertumbuhan ekonomi melalui revitalisasi industri.
Ia menekankan bahwa strategi ini harus melibatkan harmonisasi kebijakan fiskal, perdagangan, industri, dan investasi; pembangunan infrastruktur terintegrasi; revitalisasi sektor strategis; serta sinergi antara BUMN, swasta, UMKM, dan koperasi untuk memperkuat daya saing nasional.
Hendri mengingatkan pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai kunci keberhasilan.
“Perlu lompatan pertumbuhan ekonomi agar Indonesia dapat keluar dari middle income trap,” kata Hendri Saparini memungkasi.