Sambas, pelita.co.id — Tenaga Ahli Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia, Ajie Kurniawan menjadi pemateri dalam kuliah umum di Politeknik Negeri Sambas (Poltesa Sambas) pada Sabtu, (27/9/2025) di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Dalam acara kuliah umum tersebut, Ajie Kurniawan menyampaikan bahwa masa depan ketenagakerjaan yang penuh ketidakpastian akibat gelombang otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI), hal ini mendorong mahasiswa untuk mengambil jalur mandiri sebagai micropreneur.
Menurutnya, peluang ini krusial, sejalan dengan tingginya minat generasi muda untuk berwirausaha dan besarnya potensi ekonomi Indonesia.
“Situasi ini harus direspons dengan strategi pengembangan ekosistem kewirausahaan yang kokoh. Tantangan di masa depan tidaklah mudah. Kita tahu, 14% lapangan pekerjaan di dunia diprediksi akan hilang karena otomasi pada tahun 2030, dan 86% model bisnis akan berubah drastis karena teknologi AI. Situasi ini menciptakan ketidakpastian yang besar,” ujar Ajie Kurniawan.
Ia menekankan bahwa berwirausaha bukan hanya sekadar pilihan, melainkan cara mahasiswa untuk menciptakan peluang di tengah ketidakpastian. Data menunjukkan, 73 persen anak muda memiliki aspirasi untuk menjadi wirausahawan, menjadikan semangat ini sebagai modal awal yang kuat.
BACA JUGA: KN Tanjung Datu-301 Adakan Sosialisasi di Politeknik Pelayaran Surabaya
Menurutnya, Pemerintah telah menyusun peta jalan jangka panjang bagi generasi muda, mulai dari tahun 2025 sampai menuju cita-cita mereka menjadi pengusaha sukses dan pencipta lapangan pekerjaan pada tahun 2045.
Model bisnis wirausaha muda, khususnya konsep micropreneur, menjadi fokus utama dalam Model Pengembangan dan Penguatan Ekosistem Kewirausahaan 2025-2029. Ekosistem ini ditopang oleh kolaborasi multi-pihak yang kuat:
- Dunia Usaha dan Industri
- Dunia Pendidikan
- Industri Keuangan (Bank dan Non-Bank)
- Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah
Untuk mempersiapkan generasi ini, pemerintah telah memiliki program strategis yang komprehensif, meliputi pendampingan dan pelatihan, legalitas usaha, akses pembiayaan, kemitraan dan rantai pasok, serta digitalisasi usaha.
“Dengan ekosistem yang mendukung dan mentalitas yang kuat, wirausahawan muda melalui jalur micropreneur akan menjadi tulang punggung yang relevan dan penting untuk masa depan ekonomi nasional,” tutup Ajie.