Peri Kebangsaan Menurut Moh Yamin, Begini Penjelasannya

Mohammad Yamin
Mohammad Yamin

Peri Kebangsaan menurut Moh Yamin adalah gagasan bahwa Indonesia selayaknya didirikan atas dasar sifat bangsa (menurut adat istiadat), tidak mencontek dari luar negeri.

Mohammad Yamin berpidato pada tanggal 29 Mei 1945 dan memaparkan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.

Bacaan Lainnya

Moh Yamin menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.

Setelah berpidato, Mohammad Yamin menyampaikan konsep mengenai dasar negara Indonesia secara tertulis kepada Ketua Sidang.

BACA JUGA: 5 Usulan Dasar Negara Moh Yamin

Secara tertulis, Mohammad Yamin menyampaikan dasar negara Indonesia sebagai berikut:

  • Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Kebangsaan persatuan Indonesia
  • Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mohammad Yamin: Pejuang Kemerdekaan dan Pengarang Besar Indonesia

Mohammad Yamin adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang memiliki kontribusi besar dalam pergerakan nasional dan sastra Indonesia. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan, seorang cendekiawan, dan seorang pengarang yang karyanya telah menginspirasi banyak orang Indonesia.

Mohammad Yamin tumbuh menjadi sosok yang berdedikasi tinggi terhadap perjuangan bangsanya dan cinta akan tanah air.

BACA JUGA: Sebutkan Nilai-nilai Pancasila pada Candi Borobudur dan Prambanan! Ini Penjelasannya

Sedikit yang diketahui tentang latar belakang kehidupan Mohammad Yamin. Akan tetapi, ia lahir dalam sebuah keluarga Minangkabau yang terhormat.

Pendidikan awalnya didapatkan di sekolah dasar di Sumatera Barat sebelum ia melanjutkan pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Batavia (sekarang Jakarta). Kemudian, ia melanjutkan studi ke Sekolah Guru di Bukittinggi dan Amsterdam di Belanda.

Peran dalam Pergerakan Nasional

Selama masa studi di Belanda, Mohammad Yamin terpapar oleh ide-ide pergerakan nasional dan semangat nasionalisme.

Pada tahun 1925, ia menjadi salah satu anggota pendiri Jong Sumatranen Bond (JSB), sebuah organisasi mahasiswa Minangkabau yang mendukung pergerakan nasional. Aktivisme Yamin di JSB membuatnya diawasi oleh pemerintah kolonial Belanda.

Ketika pulang ke Indonesia, Mohammad Yamin menjadi bagian dari beberapa organisasi politik, termasuk Partai Indonesia Raya (PIR) yang dipimpin oleh Bung Hatta.

Dia aktif dalam berbagai kampanye politik dan turut ambil bagian dalam Kongres Pemuda II tahun 1928 di Jakarta yang bersejarah, di mana ia berbicara dengan pidato berbahasa Indonesia yang memukau dan menyentuh hati banyak hadirin.

Kontribusi Sastra

Selain aktif dalam pergerakan nasional, Mohammad Yamin juga menjadi salah satu pengarang besar Indonesia yang karyanya diakui dan dihargai hingga saat ini.

Puisi dan prosa yang ditulisnya mencerminkan semangat patriotisme, cinta tanah air, dan cita-cita kemerdekaan. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah “Indonesia Pusaka,” sebuah puisi yang menjadi simbol semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

BACA JUGA: Contoh Penulisan Sejarah Penting yang Pernah Terjadi di Hidup dan Kaitkan dengan Konsep Manusia, Ruang dan Waktu​

Buku kumpulan sajaknya yang berjudul “Sedjati Dan Sadjak” juga telah menyumbangkan sumbangsih besar bagi perkembangan sastra Indonesia.

Melalui karyanya, Mohammad Yamin berhasil menggambarkan perasaan dan pandangan kaum muda pada masanya terhadap nasionalisme dan kebangsaan.

Pengabdian untuk Bangsa dan Negara

Mohammad Yamin tidak hanya aktif sebagai pengarang dan aktivis politik, tetapi juga berperan dalam pembentukan undang-undang dasar Indonesia.

Ia tergabung dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang bertugas untuk menyusun dasar negara.

Dalam sidang-sidang BPUPKI dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), ia menjadi salah satu tokoh yang berpengaruh dalam pembentukan dasar negara Republik Indonesia.

Nasionalisme Tanpa Batas

Pandangan Mohammad Yamin tentang nasionalisme adalah nasionalisme yang tak terbatas oleh batas geografis atau suku bangsa.

Ia menyatakan bahwa cinta tanah air tidak harus terbatas pada wilayah yang kita huni, melainkan mencakup seluruh Nusantara, karena Nusantara adalah wadah peradaban dan kebudayaan bangsa Indonesia.

Pada 1960, Mohammad Yamin meninggal dunia di Bandung. Namun, warisannya tetap hidup dan memberi inspirasi bagi generasi-generasi mendatang. Nama Mohammad Yamin tetap diabadikan sebagai tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan dan sastra Indonesia.

Mohammad Yamin adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah Indonesia, seorang pejuang kemerdekaan, seorang pengarang berbakat, dan seorang pemikir nasionalis. Karyanya yang berupa puisi, prosa, dan pidato telah mengilhami banyak orang Indonesia dan mengukir jejaknya dalam sejarah bangsa.

Semangat nasionalisme dan cinta tanah airnya tetap menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tetap mencintai dan berjuang demi Indonesia yang lebih baik.

Baca berita Edukasi lainnya di tautan ini dan berita terkini dari PELITA.CO.ID di Google News dengan klik tautan ini.

Unduh aplikasi PELITA.CO.ID di

PELITA.CO.ID di WhatsApp: pelita.co.id di WhatsApp Channel Dapatkan aplikasi PELITA.CO.ID di Google Play: pelita.co.id di Google Apps PELITA.CO.ID di Google News: pelita.co.id di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan