Sebutkan penerapan sila ke 2 pada masa Orde Lama! Sila Sila ke-2 Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, adalah pernyataan bahwa negara Indonesia menghargai manusia dan memperlakukan manusia secara adil serta beradab.
Sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab” sendiri mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi hati nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan. Sila ini berlaku untuk diri sendiri, juga sesama manusia dan lingkungannya.
Dalam menjabarkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sila ke-2 Pancasila, para pendiri bangsa dan perumus Pancasila tak melupakan berbagai aspek kemanusiaan dan keadilan yang seharusnya ada di dalamnya.
Contoh penerapan sila ke 2 pada masa Orde Lama:
Aktif mendukung kemerdekaan negara-negara yang masih terjajah melalui melalui Konferensi Asia Afrika (KAA)
Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada tanggal 18-24 April 1955 yang diadakan di Gedung Merdeka di kota Bandung, Jawa Barat. Tujuan Konferensi Asia Afrika ini adalah untuk mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika.
Dukungan aktif kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika ini sesuai dengan penerapan nilai-nilai sila ke 2 Pancasila, yaitu mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. Itulah contoh penerapan sila ke 2 pada masa Orde Lama.
Pembebasan Irian Barat yang masih diduduki Belanda
Pada masa Orde Lama, digaunkan Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) sebagai operasi militer yang dilancarkan Indonesia untuk melawan pendudukan Belanda di Irian Barat (Papua). Operasi ini dimulai pada bulan Desember 1961 dan berakhir pada bulan Agustus 1962.
Sikap ini merupakan penerapan nilai sila ke 2 Pancasila, yaitu berani membela kebenaran dan keadilan. Itulah contoh penerapan sila ke 2 pada masa Orde Lama.
Nilai nilai yang Terkandung dalam Pancasila
Nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila bersumber pada kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara artinya Pancasila dijadikan pedoman semua peraturan di Indonesia termasuk perbuatan warga negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Artinya penerapan nilai-nilai Pancasila wajib dilakukan pada berbagai lingkungan.
Penerapan Pancasila pada generasi milenial dalam kehidupan sehari-hari perlu dilakukan semua warga negara. Mengapa nilai-nilai Pancasila perlu diterapkan di keluarga, sekolah dan masyarakat? Karena Pancasila mempunyai kedudukan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan sebagai dasar negara Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
Mengamalkan Pancasila sebagai pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila yang terdiri dari lima sila antara sila yang satu dengan yang lainnya saling terkait dan saling berhubungan. Sila pertama berhubungan dengan sila kedua, ketiga, keempat dan kelima. Nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila juga saling terhubung.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai-Nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Percaya artinya meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa. Bertaqwa berarti melaksanakan semua perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi semua larangan-Nya.
Dengan demikian bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, artinya bangsa yang meyakini adanya Tuhan.
Pengamalan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah dan masyarakat yang sesuai dengan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat dilakukan antara lain:
- Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
- Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Hidup rukun di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, contoh sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah berikut ini:
- Membunyikan suara petasan saat teman sedang melaksanakan ibadah
- Mengotori tempat ibadah agama lain
- Mengejek kepercayaan dan cara beribadah agama lain.
- Memaksakan ajaran agama kepada orang lain yang telah memeluk agama berbeda.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Nilai-Nilai yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah bangsa Indonesia sadar bahwa manusia memliliki harkat, martabat, dan derajat yang sama sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sesama manusia perlu dikembangkan sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan.
Pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah dan masyarakat yang sesuai dengan dengan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat dilakukan antara lain:
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, dan warna kulit.
- Saling mencintai sesama manusia.
- Tenggang rasa dan tepa selira.
- Tidak bertindak semena-mena kepada orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
- Saling hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
Berdasarkan uraian di atas, contoh sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah berikut ini:
- Bersikap otoriter dalam kelompok
- Menyalahkan orang lain atas kejadian yang menimpa dirinya
- Menghina dan merendahkan suku bangsa orang lain
- Menggangap suku bangsanya paling kuat
- Tidak mau melakukan kegiatan kemanusiaan, contohnya tidak mau donor darah
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia
Penerapan nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam sila persatuan Indonesia adalah usaha ke arah bersatu untuk membina nasionalisme dalam negara Indonesia. Nasionalisme adalah sikap cinta tanah air.
Cinta tanah air berarti meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Bhinneka tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua, menjadi semboyan pemersatu bangsa Indonesia.
Pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah dan masyarakat yang sesuai dengan dengan sila Persatuan Indonesa dapat dilakukan antara lain:
- Meletakkan persatuan, kesatuan serta kepentingan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan .
- Rela berkorban untuk kepentingan negara
- Rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan uraian di atas, contoh sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia adalah:
- Tidak mau memberikan suara dalam pemilihan umum.
- Tidak mau mengikut upacara bendera di sekolah
- Menghina negara Indonesia dalam pergaulan dengan bangsa lain.
- Tidak mau mempelajari kebudayaan daerah sebagai bagian dari kebudyaan nasional.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Penerapan nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah dalam sistem pemerintahan di Indonesia pemegang kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat.
Rakyat dalam melaksanakan kekuasaannya dilakukan melalui badan-badan tertentu/ wakil-wakilnya yang dipilih melalui pemilu. Setiap warga negara mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
Warga negara tidak boleh memaksakan kehendak kepada yang lainnya. Pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama dilakukan dengan jalan musyaarah untuk mufakat yang diliputi semangat kekeluargaan.
Pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah dan masyarakat yang sesuai dengan dengan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan dapat dilakukan antara lain:
- Menghargai bahwa setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- Mengedapankan musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
- Beritikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
Berdasarkan uraian di atas, contoh sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah:
- Memaksakan kehendak kepada orang lain, misalnya menerobos antrian
- Tidak mau mengikuti keputusan hasil musyawarah mufakat
- Menganggap manusia dari suku bangsa atau ras lain buruk dan jahat
- Menolak melakukan musyawarah pemilihan ketua kelas
- Tidak mau menerima hasil pemilu atau pemilihan pemilu daerah

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah bangsa Indonesia menyadari bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Perlu dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah dan masyarakat yang sesuai dengan dengan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah:
- Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan susasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
- Adil terhadap sesama.
- Menjaga keseimbangan atara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak orang lain.
- Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
- Tidak menggunakan hak milik untuk untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
- Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau kepentingan umum.
- Suka bekerja keras dan menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
- Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial
Ikuti berita terkini dari PELITA.CO.ID di Google News dengan klik tautan ini.