Tantangan Pancasila sekarang dan masa yang akan datang adalah korupsi dan globalisasi dalam berbagai lini kehidupan. Pancasila dan implementasinya juga menjadi sorotan penting Lemhannas RI.
Gubernur Lemhannas menyebutkan pentingnya menguatkan identitas dan karakter bangsa agar selaras dengan Pancasila. Menurutnya ciri-ciri manusia Indonesia yang memiliki identitas dan berkarakter kuat itu adalah punya rasa ingin tahu yang tinggi; berpikiran kritis dan kreatif; dan berani mempelajari hal-hal baru.
Selain itu, mampu mengajukan pendapat dan argumen yang persuasif dan tajam baik dalam berbicara maupun menulis; percaya diri dan tidak minder tapi juga tidak sombong; berani mengambil risiko, tidak mudah terpengaruh, dan tidak ikut-ikutan melakukan sesuatu tanpa berpikir matang.
Tak kalah penting adalah, generasi muda wajib mengetahui sejarah, peradaban dan warisan budaya Indonesia. Menurut Agus, generasi muda sebaiknya perlu memahami kegemilangan dan kesalahan para pendahulu di masa silam. Kebudayaan, kesenian dan bahasa merupakan hal yang melekat di diri kita sejak dari buaian sampai akhir hayat. “Hal itu pula yang membedakan manusia dengan robot yang menggunakan kecerdasan buatan,” kata Agus.
Selain itu, juga diperlukan sinergi dalam hubungan pusat daerah. Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengungkapkan pentingnya sinkronisasi dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pembuatan dan implementasi keputusan serta kebijakan.
Dari sisi perencanaan, keselarasan visi-misi pemerintah pusat dan daerah diperlukan untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional yang juga jadi tantangan Pancasila.
Pemerintah daerah akan berjalan lebih baik dan efektif apabila perencanaan pembangunan yang berdasarkan aspirasi masyarakat juga disandarkan kepada perencanaan pembangunan nasional.
Globalisasi dan Tantangan Pancasila bagi Generasi Muda

Tantangan Pancasila berikutnya adalah globalisasi. Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Era globalisasi adalah suatu tatanan kehidupan manusia yang secara global telah melibatkan seluruh umat manusia. Globalisasi secara khusus memasuki tiga arena penting dalam kehidupan manusia yaitu ekonomi, politik, dan budaya.
Ahli sosiologi Indonesia, Selo Soemardjan menyebut globalisasi sebagai terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sebuah sistem dan kaidah yang sama. Sedangkan Anthony Giddens menjelaskan globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial secara global yang menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lainnya sehingga kejadian di satu tempat bisa berdampak juga bagi tempat yang lain.
Berikut ini 5 bentuk kesiapan bangsa Indonesia dalam menghadapai globalisasi:
Mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa internasional Inggris, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia dan Arab
Enam bahasa itu juga digunakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa, hingga disebut bahasa resmi PBB. Sebagian besar buku-buku di dunia, menggunakan enam bahasa ini, termasuk diantaranya buku teks wajib yang dipakai di sekolah dan universitas internasional.
Jadi, bila kamu hendak melanjutkan pendidikan di luar negeri, wajib untuk mengusai satu bahasa internasional diatas.
Mempelajari teknologi komputer
Kemajuan teknologi komputer dan Internet, membuat kita cepat mengetahui infomasi Olimpiade di Amerika Serikat. Website berita dengan kemampuan internet, mampu menayangkan siaran langsung ibadah haji di Arab Saudi.
Komputer menjadi sebuah sistem yang berinteraksi dengan cara tertentu dengan dunia luar. Interaksi dengan dunia luar dilakukan melalui perangkat peripheral dan saluran komunikasi.
Komputer, juga merupan perangkat yang penting dalam jaringan Internet. Dengan teknologi Internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat.
Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain.
Terbuka dan menerima hal-hal positif di berbagai bidang
Globalisasi membuat suat bangsa menjadi kaya budayanya. Interaksi antar negara, membuat meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
Dengan demikian, terjadi alkulturasi budaya antara suku bangsa, antar ras yang semakin memperkaya budaya.
Dampak positif dari globalisasi adalah membuat masyarakat memiliki sifat kreatif, inovatif, terbuka terhadap perubahan dan bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan dengan dibantu teknologi informasi.
Membuat rencana pendidikan dan karir
Karir merupakan suatu keseluruhan kehidupan seseorang dalam perwujudan diri untuk menjalani hidup dan mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, individu harus memiliki kekuatan yang dimiliki seperti penguasaan kemampuan dan aspek yang menunjang kesuksesan karir.
Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan merupakan tujuan utama dalam perencanaan karir yang harus ditempuh oleh setiap individu.
Untuk membuat rencana pendidikan dan karir, kamu harus memahami kondisi dan kemampuan fisik. Selain itu, juga memahami potensi-potensi, seperti kemampuan akademik, bakat, minat yang berhubungan dengan pekerjaan yang ingin dikembangkan.
Dan memahami kemampuan dalam memilih dan mengambil keputusan dalam berbagai situasi, kebutuhan dan persoalan yang dihadapi.
Berpikir global dan bertindak lokal
Makna berpikir global bertindak lokal adalah sikap warga negara untuk membangun karakter menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi.
Berpikir global, bertindak lokal adalah pendapat ahli John Naisbitt dalam bukunya berjudul ‘Global Paradox: The Bigger the World Economy, the More Powerful Its Smallest Players’.
Berikut ini adalah pokok pikiran dari makna berpikir global bertindak lokal untuk menghadapi era globalisasi:
- Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat lokal, nasional, dan global.
- Secara aktif mencari dan menyimpan informasi yang bersifat dunia.
- Mempunyai sifat terbuka, mau menerima setiap adanya pembaruan.
- Mampu menyeleksi informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat kita
Ikuti berita terkini dari PELITA.CO.ID di Google News dengan klik tautan ini.